Masjid-masjid Bersejarah Di Indonesia (4): Masjid Sabilillah Malang, Sebuah Monumen Perjuangan Ulama Dan Santri

Untuk sementara, ini adalah tulisan terakhir dari 4 (empat) tulisan tentang Masjid-masjid Bersejarah Di Indonesia. Saya katakan sementara, karena siapa tahu pada waktu yang akan datang, saya akan menulis lagi tentang masjid-masjid bersejarah lainnya. Oh ya, bagi yang belum membaca tulisan-tulisan sebelumnya, bila berkenan membaca, monggo lho, saya persilakan mengaduk-aduk blog saya ini :).

Hmmm dari judulnya, sudah bisa di tebak, dalam tulisan ini saya akan membahas salah satu masjid raya di kota Malang, kota di mana kini saya sekeluarga berdomisili yaitu masjid raya Sabilillah. Kebetulan letak masjid Sabilillah ini lumayan dekat dengan rumah kami. Kurang lebih 5-10 menit jika naik motor.

Baiklah kita mulai,

Sejarah Berdirinya

Dari segi usia, menilik dari tahun dibangunnya, yaitu tahun 1974, masjid Sabilillah belum bisa dikategorikan sebagai masjid kuno/tua. Namun latar belakang pendiriannya sangat menarik untuk diperhatikan. Adalah salah seorang ulama Malang tepatnya dari Singosari yang bernama KH. Masjkur, salah satu mantan Menteri Agama RI di era Bung Karno, bersama ulama-ulama kota Malang lainnya, berinisiatif membangun sebuah monumen untuk mengenang perjuangan ulama dan santri Malang dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Seperti diketahui, pada medio September 1945 Negara Republik Indonesia yang baru satu bulan berdiri, mendapat ujian. Kedaulatannya terancam. Belanda datang dengan membonceng sekutu hendak menjajah kembali tanah air tercinta. Mengingat keadaan genting ini, pada tanggal 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asyari selaku Ketua Umum PBNU saat itu, atas nama seluruh jajaran ulama NU se Jawa dan Madura mengeluarkan fatwa bahwa kemerdekaan Negara Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 adalah sah secara fiqih. Maka saluruh umat islam di Indonesia,wa bil khusus para ulama dan santri, wajib mempertahankannya. Fatwa ini di sebut sebagai RESOLUSI JIHAD NU.

Baca lebih lengkap tentang Resolusi Jihad NU di https://nazlahhasniholik.blogspot.co.id/2016/10/sejak-tahun-2015-lalupresiden-joko.html?m=1 .

Menindaklanjuti adanya Fatwa Resolusi Jihad NU tersebut, maka pada tanggal 8 November 1945, dibentuklah Laskar Sabilillah dengan mengambil markas di Malang. Laskar Sabilillah adalah laskar penjuang yang terdiri dari masyarakat luas, pemuda, ulama dan santri di bawah komando KH. Masjkur sebagai panglima. Tujuan dibentuknya laskar Sabilillah ini adalah semata untuk mempertahankan kedaulatan NKRI, membantu Tentara Keamanan Rakyat Indonesia yang masih terbilang baru berdiri, untuk berjuang bersama-sama melawan penjajahan di negeri tercinta ini. Perjuangan Laskar Sabilillah adalah ikhlas semata jihad fi sabilillah, yang mana mempertahankan kedaulatan negara adalah termasuk ibadah, kaum wanita yang membantu dari sisi medik dan logistik adalah juga termasuk jihad fi sabilillah. Laskar Sabilillah akan terus bergerak sepanjang pertempuran mempertahankan kedaulatan negara. Kelak, ketika keadaan negara telah aman maka anggota Laskar Sabilillah akan membubarkan diri dan kembali ke masyarakat sesuai keberadaannya. Yang petani, akan kembali ke sawah, yang pedagang akan kembali berdagang dan seterusnya untuk mengisi kemerdekaan sesuai bidang masing-masing.
Selain Laskar Sabilillah, ada juga beberapa laskar perjuangan lain yang terbentuk di masyarakat antara lain Laskar Hizbullah, bahkan laskar Hizbullah telah berdiri sejak masa penjajahan Jepang. Juga bertujuan semata untuk berjuang bersama-sama seluruh rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dan pada tanggal 10 November 1945, ribuan pejuang laskar Sabilillah dan Hizbullah dari seluruh Jawa Timur khususnya Malang dan sekitarnya, dipimpin oleh KH. Imam Sudja'i, turut serta dalam pertempuran di Surabaya yang heroik. Di kemudian hari, hari dimana terjadinya pertempuran heroik ini dikenal sebagai hari Pahlawan. Peristiwa 10 November 1945 ini berhasil membuktikan kepada dunia, bahwa proklamasi 17 Agustus 1945 adalah bukan pemberian Jepang namun karena usaha perjuangan jiwa dan raga dari seluruh rakyat Indonesia.

Begitu juga ketika Agresi Militer Belanda 1 dan 2 pada 1947, Laskar Sabilillah dan juga Hizbullah termasuk garda terdepan dalam membela kedaulatan negara.

Nah berdasarkan fakta sejarah tersebut, bahwa di Malang pernah menjadi markas utama Laskar Sabilillah maka perlu di bangun sebuah monumen perjuangan untuk mengingat perjuangan ulama, santri dan masyarakat luas dalam membela kedaulatan Negara Indonesia.
Dan KH. Masjkur serta beberapa ulama Malang memutuskan bahwa monumen perjuangan tersebut di bangun dalam sebuah bentuk masjid. Dari masjid inilah diharapkan semangat perjuangan Laskar Sabilillah terus tumbuh dan semerbak untuk mengisi kemerdekaan dalam bentuk syiar-syiar agama dan berbagai pelayanan untuk ummat.

Bentuk Fisik Masjid Sabilillah Sebagai Monumen Perjuangan Laskar Sabilillah

Sebagai masjid yang monumen, maka pendirian masjid Sabilillah dipilih lokasi yang strategis dan mudah di jangkau. Dan di pintu masuk kota Malang dari arah Surabaya, tepatnya di jalan Ahmad Yani Blimbing, berdiri dengan megah Masjid Sabilillah.

Berdiri di atas tanah seluas 8100 m2, terdiri 3 bangunan utama yaitu, bangunan induk masjid, menara dan bangunan penunjang, seperti kantor yayasan, perpustakaan, toilet dan gedung sekolah. Juga lahan parkir yang luas.

Ruang utama masjid terdiri dari :

  1. 17 pilar penyangga, menyimbolkan tanggal kemerdekaan RI dan juga jumlah rokaat sholat dalam sehari semalam.
  2. Tinggi pilar adalah 8 m juga jumlah lengkung kanopi berjumlah 8 buah. Hal ini menyimbolkan bulan agustus (bulan ke -8 dalam kalender masehi) sebagai bulan proklamasi. Selain itu menyimbolkan 8 buah pintu surga.
  3. Lebar masjid adalah 45 m, begitu juga tinggi menara, menyimbolkan tahun kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1945. Makna lain dari angka 45 adalah sifat Allah (20), sifat mokhal (20), sifat rasul (4) dan sifat jaiz (1)
  4. Jarak antar tiang adalah 5 m, menyimbolkan rukun islam dan 5 sila pancasila sebagai dasar negara.
  5. Bentuk menara adalah segi 6, melambangkan rukun iman.
  6. Diameter kubah adalah 20 m, malambangkan 20 sifat Allah
  7. Jumlah pilar utama adalah 9, melambangkan walisongo. Karena berkat jasa walisongo, islam berkembang pesat di Nusantara pada abad ke 14. Seperti diketahui, metode dakwah walisongo adalah sangat bijak dan lembut. Bahkan ada menggunakan budaya setempat dalam berdakwah, selama tidak bertentangam dengan syariat. Contoh,  Sunan Kalijaga menggunakan media wayang dalam berdakwah, sehingga mudah diterima masyarakat yang masih kental dengan budaya hindu.

Renovasi fisik terus dilaksanakan oleh takmir masjid dalam rangka menjadikan masjid sabilillah menjadi masjid yang nyaman dan menjadi kebanggaan masyarakat Malang. 

Masjid Sabilillah Kini

Dengan di bentuknya yayasan yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan, Masjid Raya Sabilillah Malang eksis dalam menjalankan peran membentuk komunitas islam di kota Malang.

Dalam bidang pendidikan, Yayasan Sabilillah telah membina pendidikan mulai tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Lanjutan Atas. 
Dalam hal ini saya bangga bisa menjadi salah satu mitra SDI Sabilillah, walau sebagai salah satu pemasok roti bergizi bagi siswa-siswi SDI Sabilillah.

Di ruang utama masjid ini, di setiap harinya juga ramai diadakan majelis-majelis taklim. Mulai dari kelas baca tulis Al-Qur'an, kajian kitab fiqih, aqidah akhlak sampai tafsir Al-Qur'an. Ada yang untuk anak-anak, ibu-ibu dan umum.

Jadwal kajian untuk ibu-ibu yaitu:

  1. Selasa, pukul 08.00-09.00, Tafsir Al-Qur'an di asuh oleh ibu nyai Adibah.
  2. Rabu, pukul 08.00-09.00, kajian kitab Al-Hikam yang di asuh KH. Syaifuddin
  3. Kamis, pukul 09.00-10.00, kajian kitab Ihya Ulumuddin, yang di asuh ustadzah Nafis.
  4. Khotmil Qur'an tiap hari jumat ke-tiga setiap bulannya.
Dan beberapa majelis ta'lim lainnya yang sangat menarik untuk diikuti demi memperbaiki diri dan meningkatkan wawasan keislaman kita.

Selain itu, di masjid ini ada perpustakaan untuk umum. Saya sering meminjam buku di sini :) cukup dengan membayar 2000-5000 rupiah per buku dan meninggalkan kartu identitas yang berlaku. Waktu meminjam selama 1 (satu) minggu.

Dalam bidang sosial kemasyarakatan, yayasan masjid Sabilillah mengadakan fasilitas Ambulan, poliklinik, Laziz, bimbingan haji dan pujasera Sabilillah.


Demikianlah

Wallahua'lam


Malang, 18 November 2016.

Bunda Farhanah

#onedayonepost
#artikel

Foto adalah dokumentasi pribadi








Comments

  1. Subhanallah...pendiri dr masjid perjuangannya bgitu bsar...sampai cikal bakal nama masjid diambil dr nama pndiriny...namany pun mlambangkan sbuah prjuangan islam mlawan pnjajah...mntap mbak...truskan pmbahasanny tntang masjid2 brsejarah di indo...

    ReplyDelete

Post a Comment