Urip Mung Mampir Ngombe Vs Urip Mung Mampir Ngguyu

Urip Mung Mampir Ngombe vs Urip Mung Mampir Guyu


Bagi masyarakat jawa, pepatah urip mung mampir ngombe pasti sudah tak asing. Pepatah yang sudah turun temurun dan mendarahdaging.

Secara harfiah, pepatah tersebut berarti : hidup hanya mampir minum.

Namun sudahkah kita merenungi makna pepatah tersebut lebih dalam lagi?

Mari kita telaah kata per kata.

Pertama kata urip/hidup.

Dari arti kata, hidup berarti masih bernafas. Jadi bisa dijelaskan bahwa kata
hidup yang dimaksud di pepatah ini adalah kehidupan di
alam dunia, yaitu sejak dilahirkan sampai kelak kematian menjemput. Bukan kehidupan di alam ruh, alam rahim, alam kubur ataupun alam akhirat.

Waktu yang dimiliki manusia  di alam dunia ini sejatinya adalah usia manusia itu sendiri. Pasti semua merasakan, kalau berjalannya waktu hidup ini sangat cepat, melesat bak kilat.

Contoh sederhana, sepertinya baru kemarin si sulung saya gendong dan timang-timang, sekarang tidak terasa, hampir 16 tahun berlalu dan duduk di MAN, sudah remaja aja.
Atau sepertinya baru kemarin saya meninggalkan bangku SMA, eh ternyata sudah 19 tahun berlalu.

Kedua kata mung/hanya.

Kata mung/hanya, bisa berarti cuma/saja. Dalam teks pepatah ini kata mung/saja bisa berarti sesuatu yang sebentar, sekilas dan sedikit.

Ketiga kata mampir.

Mampir adalah berhenti/singgah di suatu tempat dalam waktu yang sebentar.
Sering kita mengucapkan kepada orang lain atau mendengar dari orang lain kepada kita " mari mampir ke rumah kami" .
Tentu yang namanya mampir ya tidak untuk selamanya. Andaikata kita singgah dirumah orang untuk jangka agak lama karena ada sebuah keperluan di kota tersebut, untuk waktu sebulan bahkan setahun misalnya, tetap tidak untuk selamanya, ada masanya kita akan kembali kerumah kita sendiri.
Sama seperti dalam kehidupan di dunia, kita hidup bukan untuk selamanya, rumah kita bukan disini, dunia hanya persinggahan sementara untuk kehidupan di rumah selanjutnya yang kekal.

Keempat kata ngombe/minum.

Kata minum memiliki arti memasukkan suatu air atau cairan ke dalam mulut lalu menelannya.
Manfaaat minum adalah pelepas dahaga dan pemasok energi. Bila energi penuh, maka menyebabkan pelaksanakan aktifitas sehari-hari akan semakin bersemangat. Coba bila kita kurang minum sehingga kekurangan cairan dan menyebabkan dehidrasi, alih-alih bersemangat yang di dapat malah badan yang lemas.
Apa yang kita minum akan menentukan kebaikan manfaat bagi tubuh. Bila yang di minum yang baik-baik misalnya air putih, susu, madu, jus buah maka tubuh akan sehat dan berenergi. Namun bila yang di minum adalah yang tidak baik misalnya miras (naudzubillah) maka tubuh akan tidak sehat dan berpenyakit.
Demikian pula apa yang kita kerjakan selama hidup dunia bagaikan minuman yang akan menentukan baik tidaknya kehidupan kita di alam keabadian kelak. Semakin baik minuman yang kita minum maka semakin baik pula kehidupan kita kelak di alam keabadian.

Dari uraian kata per kata diatas, sangat jelas bahwa pepatah jawa ini sangat dalam maknanya. Sudah sepatutnya kita ambil sebagai pengingat kepada jiwa raga agar lebih baik lagi dalam memanfaatkan waktu yang tersisa untuk beramal shalih dalam rangka menyiapkan minuman àtau bekal untuk kehidupan abadi kelak.

***
Urip mung mampir guyu, hidup hanya mampir untuk tertawa.

Saya juga banyak mendengar pepatah ini di masyarakat. Meski pepatah ini terkesan sekedar gurauan atau banyolan, dalam pandangan saya tetap dalam artinya. Adalah manusia itu tempatnya lupa dan bodoh. Pepatah ini sejatinya adalah menertawakan kelemahan dan kebodohan kita sendiri yang kadang kurang arif dan bijak dalam menjalani kehidupan.
Pepatah ini bisa juga dijadikan pengingat kepada jiwa dan raga agar lebih cerdas dalam memaknai hidup dan menyadari bahwa manusia itu tidak bisa apa-apa tanpa pertolongan Sang Maha Penolong.

Wallahua'lam

Malang, 21 Oktober 2016
Bunda Farhanah

NB:
Terus terang ketika mengetik tulisan ini, saya merinding sendiri, menyadari di usia saya yang sudah sekian, belum banyak yang saya persiapkan untuk pulang ke rumah keabadian :(.
Teriring doa semoga saya dan panjenengan semua selalu diberi kemudahan dan kekuatan dalam memanfaatkan sisa waktu sebaik mungkin. Amin

Tafsiran pepatah di atas adalah tafsiran saya pribadi, tak menutup kemungkinan panjenengan punya penafsiran lain.

#onedayonepost

Comments

  1. This is remainder for me and who read this.
    Terima kasih mbak. sudah mengingatkan. (y)
    kereeen!

    ReplyDelete
  2. keren, bunda.. jd inget tulisane pak Edi. pernah bahas ginian

    ReplyDelete
  3. Terimakasih ... bahasan yang urgent

    ReplyDelete
  4. Makasiih remindernya. Bahasannya mantapp!

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Itulah khidupan dunia. Gak kerasa tiba2 udah tua nanti...atau tiba2 udah di alam barzakh...moga kita mati dlm husnulkhatimah...

    ReplyDelete
  7. Itulah khidupan dunia. Gak kerasa tiba2 udah tua nanti...atau tiba2 udah di alam barzakh...moga kita mati dlm husnulkhatimah...

    ReplyDelete
  8. klo di Al-qur'an , sesungguhnya kita hidup cuma sebentar bagaikan hanya sehari

    ReplyDelete

Post a Comment