Al-Farabi, Seniman yang Guru Filsafat Setelah Aristoteles

Penemu alat musik gambus

     Al-Farabi ahli dalam memainkan alat musik dan berhasil menciptakan banyak alat musik serta tangga nada arab yang masih digunakan hingga kini. Gambus adalah salah satu alat musik yang diciptakan beliau. Selain menciptakan alat, Al-Farabi pun melengkapinya dengan menulis buku Al-Musiqa yang berisi pemaparan tentang sejarah musik islam. Baginya musik bukan saja hiburan tapi juga sebagai media pengobatan.


Benarkah Al-Farabi hanyalah seorang seniman?

     Tidak, Al-Farabi adalah ilmuwan serbabisa. Beliau adalah ahli filsafat, matematikawan, sejarawan, pakar sains, dokter dan juga menguasai berbagai macam bahasa. Namun Keahlian utamanya adalah filsafat. Dalam bidang ilmu filsfat, kemampuannya bisa disejajarkan dengan tokoh filsafat lainnya seperti Ibnu Rusyd atau Averroes.


Ilmuwan Filsafat yang sederhana

     Siapa yang tak kenal dengan filsuf Yunani seperti Plato dan Aristoteles? Pemikiran mereka sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka berdua juga berpengaruh pada pemikiran Al-Farabi.

     Al-Farabi atau nama lengkapnya, Abu Nashr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al-Farabi, yang lahir pada tahun 260 H (874 M) di Turki ini adalah Filsuf islam pertama yang berhasil memadukan Filsafat Barat Klasik (Yunani) dengan filsafat Islam. Kehebatannya dalam bidang filsafat bahkan dianggap melebihi para filsuf isam terkenal lainnya seperti Al-Kindi dan Averroes. Sehingga  beliau disebut sebagai "Aristoteles kedua".


Kajian Al-Farabi

     Al-Farabi banyak meneliti pemikiran filsuf seperti Socrates, Plato dan Aristoteles. Selain itu beliau juga dikenal sebagai orang pertama yang menulis ilmu logika Yunani dalam bahasa arab.
Meskipun pemikirannya banyak dipengaruhi filsafat Yunani, tapi beliau menolak pendapat Plato yang memisahkan antara tubuh manusia dan jiwanya.


Karya-karya Al-Farabi

     Al-Farabi telah menulis ratusan kitab.  Diantaranya adalah Madinah Al-Fadhilah, yaitu sebuah kitab yang berisi tentang pemikiran, ide dan pandangan Al-Farabi mengenai falsafah politik.

     Al-Farabi lebih mengutamakan menuntut ilmu daripada mengejar harta kekayaan. Beliau hanya bekerja sebagai tukang kebun di siang hari dan pada malam hari  dihabiskan untuk membaca dan menulis karya-karya filsafat. Itulah sebabnya beliau hidup dalam sederhana dengan nama besar yang disandangnya.

    Al-Farabi wafat di Damaskus 970 M dan dimakamkan di dekat pemakaman Muawiyah, Seorang pendiri dinasti Umayyah. 


Wallahua'lam

Malang, 25 April 2017

Bunda Farhanah


#Onedayonepost
#RubrikTokohMuslim

Comments

  1. Ohh ini mbah alfarabi yg dicari ipuut itu ya bun ??

    ReplyDelete
  2. Masya Allah ... makasi bun baca ini jadi tambah pengetahuan sejarah islamku yg masih dikit banget😂

    ReplyDelete

Post a Comment