Khotmil Quran, Tradisi Literasi dalam Bulan Ramadhan

Khotmil Quran, Tradisi Literasi dalam Bulan Ramadhan.
(Sebuah Catatan Akhir Ramadhan Bersama Majelis Taklim Aisyah Sigura-gura Malang)

Tradisi khotmil qur'an sudah mendarah-daging dalam masyarakat Islam. Khotmil Quran adalah membaca Al-quran sampai khatam dalam jangka waktu tertentu, bisa berkelompok atau perorangan. Mau pindah rumah baru, mengadakan khotmil quran. Mau melangsungkan akad nikah, mengadakan khotmil quran, dan sebagainya. Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo sebelum perpulangan santri pada bulan Sya'ban yang lalu, mengadakan khotmul quran dan doa bersama khusus mendoakan santri dan asatidz serta seluruh bangsa Indonesia agar diberi kemudahan dalam menghadapi cobaan wabah Covid-19. 


Setelah acara khotmil selesai, akan ditutup dengan doa bersama lalu menikmati hidangan sebagai perwujudan sedekah atau hadiah. Menurut para Ulama, doa setelah mengkhatamkan Al-Quran adalah mustajabah. Dengan perantara/wasilah bacaan Qur'an, Inshaallah doa-doa kita akan diijabah oleh Allah SWT. 

Diriwiyatkan, Ibnu Abbas, sahabat sekaligus sepupu Nabi, putra Abbas bin Abdul Muntholib, selalu mempersiapkan diri jika ndarasnya sudah sampai pada juz 30. Beliau akan mengundang beberapa kerabat serta menyediakan makanan. Setelah pembacaan Juz 30 selesai, Ibnu Abbas akan berdoa dengan khusyuk dan membagikan makanan pada tamu undangan. 

Lain lagi cerita Kyai Abdul Fattah dari PP. Tambak Beras Jombang. Beliau memiliki cita-cita ingin naik haji, namun sayang finansial kurang mendukung. Maka beliau berusaha maksimal. Baik usaha secara lahiriah seperti berdagang, maupun usaha berwujud doa-doa. Ikhtiyar doa yang dilakukan Kyai Fattah adalah dengan mengkhatamkan Al-Quran, dan salah satu harapan yang dipanjatkan setiap kali mengkhatamkan Al-Quran adalah bisa berangkat haji beserta istri. Ketika pada khataman Al-Quran yang ke tigaratus sekian, Allah mengizinkan Kyai Fattah berangkat haji.

Dua cerita tersebut hanya segelintir kisah tentang mukjizat Al-Quran bagi umat Islam. Masih banyak kisah-kisah lain tentang keberkahan Al-Quran. Kitab suci yang begitu mulia, sehingga siapa yang nempel Al-Quran akan ikut mulia dan mendapatkan sesuatu melampaui dari apa yang ia harapkan. 

***
Mengingat kemuliaan dan keberkahan Al-Quran, maka pada bulan Ramadhan 1441 H ini, kami anggota Majelis Taklim Aisyah Malang, sepakat mengadakan program One Day One Juz (sehari minimal satu juz) via grup WA. Diharapkan dengan kegiatan ini, ibu-ibu anggota majelis  ini dapat mengkhatamkan Al-Quran secara penuh dalam bulan mulia ini. Alhamdulillah sampai hari ke 30 ini, di antara 29 peserta yang tercatat, lebih dari separuh berhasil khatam.

Membaca Al-Quran adalah tradisi literasi yang berpahala. Apalagi bila dilaksanakan dalam bulan Ramadhan yang mana aroma literasinya sangat kuat. Iya, selain masyhur dengan bonus berupa ganjaran berlipat terhadap segala kebaikan yang dilakukan dalam bulan ini, Ramadhan sejatinya adalah bulan literasi. Allah telah memilih Ramadhan sebagai waktu untuk menurunkan Al-Quran. Bahkan ayat pertama yang turun adalah perintah membaca. Tidak hanya Al-Quran, ternyata Allah juga memiilih bulan ini untuk menurunkan kitab-kitab suci lainnya. Shuhuf Nabi Ibrahim, Taurat Nabi Musa, Zabur Nabi Daud dan Injil Nabi Isa juga turun di bulan mulia bernama Ramadhan. 

Rasulullah sendiri, di bulan Ramadhan selalu mengadakan "khotmil quran" atau membaca/mengulang Al-Quran dengan disimak malaikat Jibril. Selama kurun waktu turunnya Al-Quran yaitu 22 tahun 2 bulan 22 hari, Malaikat Jibril selalu datang tiap Ramadhan kepada Nabi Muhammad untuk menyimak dan memeriksa ayat-ayat Al-Quran yang dibaca Nabi SAW. 

Dan pada Ramadhan terakhir, Malaikat Jibril datang dua kali pada Nabi (untuk menyimak dan memeriksa Al-Quran). Inilah yang menjadi pertanda bahwa Al-Quran telah sempurna turun dan Nabi merasa, akan segera menemui ajal dan tak akan berjumpa dengan Ramadhan tahun depan. Hal ini bisa menjadi indikator bagi kita apalagi yang sudah berusia 40 ke atas. Yaitu jika bertemu bulan Ramadhan dan diberi kemampuan mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 1,2,3 kali dst, patut bersyukur bahwa Allah sangat menyayangi kita karena telah dilimpahi nikmat berupa membaca Al-Quran. 

Akhir kata, selamat pada buibu, makemak, mimommi Majelis Taklim Aisyah yang telah mengkhatamkan Al-Quran. Semoga kita dapat berjumpa dengan Ramadhan tahun depan dan istiqomah bersama Al-Quran di setiap saat sampai ajal menjemput. Amien.







Malang, 23 Mei 2020/30 Ramadhan 1441 H

Ditulis saat masa pandemi Covid-19

Comments