Kembali ke Pondok dalam Masa Pandemi, Ini Tiga Hal Penting Yang Harus Diperhatikan oleh Orang Tua


Tiga Hal Penting Yang Harus Diperhatikan oleh Orang Tua Ketika Ananda Akan Kembali Ke Pondok di Masa Pandemi

Nak ganteng sudah kembali ke pondok, sudah dua hari. Rumah langsung terasa sepi, bahkan saking terasa sepi, si adik sampai menangis mencari Mas-nya. 
"Kangen Mas, biasanya main dan makan bareng," ujar Averroes sambil sesenggukan.

"Ya udah nanti Maulud kalau Mas datang main lagi ya..." Saya coba menghibur. Ia mengangguk dan berhenti menangis. Padahal kalau Averroes tahu, Maulud itu masih 6 bulan lagi....😊.
Ada tiga hal penting yang saya catat ketika membantu persiapan ananda menjelang perkembalian ke pondok di masa pandemi ini.
Yaitu:

1. Karantina mandiri
Jauh sebelum keberangkatan kembali ke pondok, Pak Kyai telah mengeluarkan maklumat bahwa santri harus melaksanakan karantina mandiri di rumah minimal 10 hari.
Nak bujang melaksanakannya lebih dari 10 hari. Bahkan selama liburan sejak medio Sya'ban yang lalu, ia di rumah aja. Jarang pergi-pergi.
Terkait pelaksanaan karantina mandiri ini, orang tua/wali harus membuat surat pernyataan bahwa santri memang benar-benar melakukan karantina secara mandiri dan disiplin di rumah.
2. Melaksanakan chek kesehatan.
Melaksanakan chek atau tes kesehatan, sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi kesehatan santri. Jika sehat, akan mendapat sebuah Surat Keterangan Sehat. 


Chek kesehatan ini dilakukan sehari sebelum keberangkatan.

Chek ini penting ya bapak ibu, karena bila ada gejala yang tak biasa seperti demam, meriang dan semacamnya, keberangkatan santri bisa ditunda sampai kondisi benar-benar fit.

Chek kesehatan ini bisa dilaksanakan di klinik, dokter pribadi atau rumah sakit terdekat. Pengalaman kemarin, ketika menemani ananda chek kesehatan, beberapa instansi rumah sakit yang kami datangi, tidak bisa mengeluarkan Surat Keterangan Sehat tanpa melakukan/dilampiri rapid tes terbaru sebagai penegas bahwa santri benar-benar sehat dan bebas covid. Oiya, masa berlaku Rapid Tes adalah 3 hari. 
RS Permata Bunda, Puskemas Mojolangu, Puskesmas Dinoyo, yang kebetulan dekat dengan rumah kami, adalah contoh instansi yang tidak bisa mengeluarkan Surat Keterangan Sehat tanpa rapid tes.

Dari informasi yang saya dapat dari sharing dengan sesama wali santri, ternyata memang Puskesmas di seluruh Kota Malang tidak bisa/boleh mengeluarkan Surat Keterangan Sehat untuk digunakan perjalanan ke luar kota di masa pandemi ini, tanpa melalui rapid tes.
Biaya rapid tes adalah 375 k. 

Sedangkan RSI Unisma Dinoyo, RS Muslimat Singosari, RS Teja Husada Kepanjen, adalah beberapa instansi yang bisa mengeluarkan Surat Keterangan Sehat walau tanpa rapid test.  Cukup dengan pemeriksaan kesehatan standar.

Akhirnya dengan pertimbangan bahwa pihak pondok hanya meminta surat Keterangan Sehat saja (tanpa rapid tes), kami sepakat hanya chek kesehatan saja. Saya dan ananda memilih RSI Unisma karena jaraknya terhitung dekat, sekitar 10 menit dari rumah kami. Biayanya 25 k.

Ketika ananda melaksakan chek kesehatan, saya menunggu di parkiran. Karena yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk ke area RS. Setelah setengah jam, ananda keluar dari ruang pemeriksaan dengan senyum lebar, tapi tertutup  masker :). Di tangannya ada surat keterangan yang menyatakan ia sehat. Alhamdulillah, saya ikut tersenyum dong. Di badan yang sehat ada jiwa yang sehat kan...
3. Membekali dengan printilan Alat Pelindung Diri (APD) pribadi
Printilan itu adalah:
* Masker, saya bawakan 4 buah masker kain. Bisa dipakai bergantian di pondok. Satu dipakai, yang lain dicuci.
* Hand Sanitizer.
*  Beberapa baju lengan panjang, dengan harapan dapat mengurangi resiko bersetuhan langsung dengan hal-hal yang tidak diinginkan.

Oiya, ada satu catatan tambahan lain: Untuk mengurangi berkerumunannya massa, maka yang awalnya kembalian santri kelas 5 diantar oleh orangtua masing-masing ke pondok, diputuskan bahwa santri berangkat perkelompok dengan menyewa bus. Tentu orang tua tidak boleh ikut serta. Kami hanya mengantar sampai pos pemberangkatan.

Teriring doa semoga ananda selalu sehat dan diberi kemudahan dalam segala urusan. Amien.

Terimakasih telah membaca

Malang, Juni 2020


#Ditulis pada masa pandemi covid-19

Comments

  1. Aamiin ya Rabb. Perjuangan santri dan keluarga tetap bisa menuntut ilmu di masa new normal ya, mba.

    ReplyDelete
  2. Aamiin... wah aku jadi kangen pondok... ^_^ salam kenal ya mbak...

    ReplyDelete

Post a Comment