Catatan Ngaji Kitab Lubabul Hadist Bab 8 (Keutamaan Adzan) di Majelis Taklim El-Hamidy Bakalan Beji Pasuruan

Kitab Lubabul Hadist (Karya Imam As-Suyuthi)

Bersama Ustadz Ahmad  Musthofa

Jadwal: Setiap Ahad ke-1, Pukul 08.00-09.15 Di MT. El-Hamidy Bakalan Pagak Beji Pasuruan

Live Streaming di akun FB Elhamidy Bakalan


Bakalan, Ahad, 5 September 2021

Bab 8, Keutamaan Adzan

Adzan adalah kalimat thoyibah yang dikumandangkan sebagai penanda masuknya waktu salat dan juga sekaligus panggilan menunaikan ibadah wajib tersebut.

Adzan memiliki keutamaan, yaitu: saat adzan berkumandang, pintu-pintu langit terbuka sehingga menjadi waktu yang mustajabah untuk melangitkan doa-doa kebaikan menyangkut hajat dunia dan akhirat.

Lazimnya, adzan dikumandangkan oleh muadzin laki-laki. 

Adapun keutamaan muadzin (orang yang mengumandangkan adzan)

1. Muadzin yang istiqomah mengumandangkan adzan selama 12 tahun, maka wajib baginya surga. 

2. Termasuk dalam golongan yang tidak disiksa dalam kubur.

Seperti yang tertera dalam hadist Nabi: Ada tiga golongan yang tidak disiksa dalam kubur yaitu: 

a. Orang yang mati syahid 

~ Orang yang jihad dalam membela agama (disebut syahid dunia akhirat, jenazah tidak dimandikan, juga tidak dikafani, tapi langsung dikebumikan beserta pakaian yang melekat saat itu di badannya).

~ Orang meninggal karena melahirkan, tenggelam, kebakaran (disebut dengan syahid akhirat, dimandikan dan dikafani seperti biasa).

b. Muadzin 

c. Orang yang meninggal di malam Jumat atau hari Jumat.

3. Termasuk dalam golongan yang mendapat naungan bernama aras, kelak di padang masyhar. 

Seperti yang termaktub dalam hadist Nabi: Tiga golongan yang mendapat naungan aras di hari perhitungan, yaitu:

a. Pemimpin yang adil

b. Muadzin

c. Hafidzun, qoriun atau orang yang istiqomah membaca Al-quran minimal 100 ayat setiap hari.

Masyaallah begitu utama menjadi Muadzin dan sangat "gampang" meraih surga.

~~

Muadzin memang lazimnya laki-laki. Lalu apakah kaum wanita tidak bisa mendapatkan keutamaan-keutamaan itu?

Orang yang mendengar lalu menjawab seruan adzan, baik laki-laki atau perempuan, sama-sama punya kesempatan  mendapat ganjaran surga. 

Tadi sudah disebutkan di atas, bahwa pada saat adzan berkumandang maka pintu-pintu langit terbuka. Ini adalah kesempatan bagi kita, laki-laki maupun perempuan untuk berdoa memanjatkan harapan-harapan baik dunia akhirat, karena pada saat adzan merupakan waktu mustajab dikabulkannya doa-doa. Apalagi bila sebelum adzan kita sudah bersuci. 

Jadi ketika adzan berkumandang, kita bisa menghentikan sejenak segala aktifitas, lalu menjawab seruan adzan pada masing-masing kalimat dan ditutup dengan doa apabila telah selesai.

Doa sesudah adzan: 

للّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَـامُحَمـَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا المَحْمُودًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

"Allâhumma Rabba hâdzihid-da‘wati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mî‘âd."

Setelah membaca doa di atas, bisa ditambah sesuai hajat masing-masing.

Tanya jawab dengan Ustadz.

1. Bagaimana cara menjawab lafadz adzan subuh yang ada tambahan Assholaatu khoirun minan naum?.

Jawaban: untuk kalimat "Assholaatu khoirum minan naum." adalah shodaqta wa barorta (engkau benar dan engkau telah berbuat kebaikan).

2. Apakah wanita tidak boleh menjadi muadzin?

Jawaban: Untuk mengumandangkan iqomah bila semua jemaahnya perempuan, maka boleh. Tapi untuk muadzin, belum pernah dijumpai perempuan menjadi muadzin.  Kesepakatan  ulama dan lazimnya seorang muadzin adalah laki-laki.

Tapi meski fadhilah menjadi muadzin (bagi laki-laki) adalah besar, wanita juga mempunyai kesempatan tak kalah besar dalam memperoleh pahala. Misalnya, mengandung dan melahirkan. 

Jadi laki-laki dan perempuan sama-sama punya kans mendapatkan ganjaran yang sama besar dalam beribadah. Meski tak harus sama yang pasti saling melengkapi. 

3. Apakah setiap kegiatan ketika ada adzan berkumandang harus berhenti?

Jawaban: Tidak harus.

Kita bisa menakar skala prioritas. Apabila memungkinkan berhenti sejenak untuk mendengarkan, menjawab dan berdoa, maka berhentilah. Tapi bila tidak bisa karena sedang berada dalam kegiatan yang urgen, menyangkut hajat hidup, maka cukup didengarkan dan jawablah sebisanya.

Demikianlah catatan ini, semoga ada manfaatnya. Wallahua'lam. 

Comments