Parenting Sharing, Uang Yang Kamu Pakai Untuk Merawat Orang Tua, Jauh Lebih Baik Daripada Kamu Pakai Foya-foya.

                 


"Uang yang kamu pakai untuk merawat orang tua, jauh lebih baik daripada kamu pakai foya-foya. Jangan kamu berpikir hartamu habis karena merawat orang tua. Bukan begitu, Harusnya kamu bersyukur karena hartamu untuk merawat orang tua karena itu adalah ibadah (bukan foya-foya)." (Gus Baha)

Aku brabak mendengar ceramah Gus Baha itu.

Gus Baha ngendikan demikian untuk menenangkan salah satu jemaah yang mengeluh uang habis untuk merawat orang tua.

Dalam hati aku setuju dengan apa yang dikatakan Gus Baha, meski di sisi lain juga tidak bisa me"maido" orang yang mengeluh tersebut.

Merawat orang tua itu gimana ya. Diperlukan kebesaran hati, keluasan jiwa dan keikhlasan. Tak hanya itu, juga diperlukan dana, tenaga, waktu dan pikiran.

Ini aku menulis begini ini, karena aku memiliki pengalaman merawat kedua orang tua selama kurang lebih 5 tahun, hingga beliau berdua wafat di rumahku dan tanganku sendiri yang memandikan jenazahnya.

5 tahun perawatan itu terbagi menjadi dua masa. Dua tahun aku wira-wiri Malang-Bangil, karena yang sakit baru Umi ((abah ngendikan masih sanggup sendiri merawat umi), jadi aku datang untuk menengok seminggu sekali. Lalu 3 tahun sisanya, kami memutuskan memboyong kedua orang tua ke Malang agar lebih mudah merawat, karena abah dan umi sudah sama-sama sakit waktu itu.

Siap tidak siap, sanggup tidak sanggup, pokok aku Bismillah Allahumma yassir wa la tuassir. Siapa lagi, kalau bukan aku, anaknya ya kan. Alhamdulillah-nya, suami dan anak-anak mendukung aku merawat mbah-mbah mereka.

Suami selalu mengatakan, "Mas dulu tidak sempat ikut merawat almarhum Abah Yai (mertuaku) jadi kalau kita sekarang merawat orangtuamu, sama saja dengan Mas merawat orangtuaku sendiri. Inshaallah pahala sama."

Di sinilah aku merasa mendapat suntikan semangat. Tapi jangan bayangkan semua berjalan mulus. Seperti telah ditulis di atas, merawat orang tua itu butuh segala hal. Keihlasan, kebesaran hati, uang, waktu, tenaga hingga pikiran.

Dan sebagaimana manusia biasa, bukan malaikat, yang tempatnya khilaf dan keluh kesah, aku pun sempat dihinggapi rasa "ngersulo".

Abah dan umi, kan, punya BPJS dan pensiun ya, tapi rasa-rasanya kurang, sehingga kami juga merogoh kocek dengan jumlah yang tak terduga. Belum lagi bila rewel soal makanan dsb.

Banyak orang dari kalangan keluarga, teman dan sahabat yang memuji melihat ketataganku. Mereka tak tahu, bahwa aku pun sempat berada pada titik lelah dan ngersulo.

Makanya aku brabak mendengar tausiyah Gus Baha itu. Teringat lagi masa-masa saat masih merawat orangtua. Coba dulu bisa lebih ikhlas dan legowo. Coba saja dulu bisa lebih baik lagi...

Tapi teman-teman, janji Allah itu benar. Tak pernah sekalipun Allah ingkar janji, Dia ganjar tenaga, waktu, uang yang kami keluarkan ketika merawat orangtua dengan balasan yang membahagiakan. 

Kini Abah dan umi sudah ribuan hari berkalang tanah. Hanya harapan yang bisa aku langitkan semoga abah umi diampuni dosa-dosanya dan dilapangkan kuburnya. Dan semoga apa yang dulu telah kami usahakan untuk Abah Umi, Allah catat sebagai amal ibadah. Aamien.

Juga semoga ikhtiyar kami kini dalam melanjutkan apa yang menjadi peninggalan beliau berdua, juga tercatat sebagai amal ibadah.
Bantu amienkan teman-teman. Terima kasih. Semoga kalian sehat dan bahagia selalu.

"Salah satu tips parenting terbaik adalah membahagiakan orang tua."

"Sungguh apa yang telah kamu usahakan untuk orangtua walau sebesar gunung, tak pernah akan bisa membalas jasa orangtuamu padamu."


Malang, 18 Desember 2021




Comments