Apakah anda pernah mendengar ijazah atau anjuran untuk mengerjakan sebuah amalan selama 40 hari? Biasanya amalan tersebut berupa puasa 40 hari, baca Yasin selama 40 hari, surat Waqiah selama 40 hari (tanpa jeda) dsb.
Nah, beberapa waktu lalu ada yang bertanya, kenapa kok 40 hari, sih?
Kira-kira apa sih landasan hukumnya, sehingga sebagian ulama menganjurkan durasi 40 hari untuk melaksanakan sebuah amalan? Biasanya, setelah berlalu 40 hari, maka akan berlanjut 40 hari yang kedua, ketiga dan seterusnya, sehingga tanpa terasa menjadi istiqomah.
Ternyata, muncul angka 40 hari bukan tak berdasar, mari kita cek beberapa nash berikut yang secara terang-terangan menyebut angka 40.
1. 40 hari penciptaan manusia
"Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, ”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya”. [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim].
2. Solat berjemaah selama 40 hari berturut-turut dan keutamaannya.
"Siapa yang sholat berSjamaah dan mendapati takbiratul ihram (imam) selama 40 hari, maka dituliskan dua jenis keselamatan kepadanya, keselamatan dari api neraka; dan keselamatan dari sifat kemunafikan.” (H.R. Tirmidzi).
3. Ikhlas beramal saleh/beribadah selama 40 hari.
Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :
Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa
mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari
maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”.
(HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).
4. Kisah Nabi Musa ketika beribadah dan berdialog dengan Allah di gunung Sinai selama 40 hari
"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (Al-A'raf 143).
Beberapa riwayat menyebutkan jika Nabi Musa alaihisalam pergi meninggalkan kaumnya ke gunung Sinai untuk beribadah dan menerima wahyu dari Allah, selama 40 hari.
5. Apabila tidak bergaul (tidak bersanding) dengan ulama kelewat 40 hari.
Pada suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berwasiat kepada Sayyidina Ali RA :
يَا عَلِيُّ، إِذَا مَضَى عَلَى الْمُؤْمِنِ أَرْبَعُوْنَ صَبَاحًا وَلَمْ يُجَالِسِ الْعُلَمَاءَ قَسَى قَلْبُهُ وَجَسُرَ عَلَى الْكَبَائِرِ لِأَنَّ الْعِلْمَ حَيَاةُ الْقَلْبِ
Artinya :
Wahai Ali, jika melampaui empat puluh hari seorang mukmin tidak
berkumpul dengan ulama (seperti tidak mau silaturahim dengan ulama,
mendengarkan nasihat ulama, datang ke pengajian atau majelis ilmu para
ulama) maka jadi keras hatinya dan berani untuk melakukan dosa-dosa
besar. Karena sesungguhnya ilmu itu adalah kehidupan hati.
6. Dosa-dosa yang dapat menolak amalan selama 40 hari
Rasulullah bersabda, "Allah tidak menerima salat perempuan yang suaminya marah kepadanya, orang yang mendatangi dukun dan orang yang minum khamr, selama 40 hari."
Dan masih terdapat beberapa hadis lainnya yang dengan jelas menyebut angka 40. Maka berdasar dalil-dalil kuat tersebut, jumhur ulama tafsir menyebut bahwa angka 40 hari memiliki sir, atau makna rahasia tersendiri yang agung di sisi Allah sebagai pemilik waktu. Landasan inilah yang digunakan banyak ulama sebagai anjuran lamanya amalan sehingga selepas 40 hari diharapkan bisa istiqomah.
Dalam ilmu medis dan psikologi belakangan juga mengabarkan kalau 40 hari adalah waktu yang cukup untuk melatih dan atau membangun kebiasaan baik karena tubuh dan mental yang sudah terlatih.
Wallahua'lam
Ditulis di Malang, November 2023
Comments
Post a Comment