Al-Qur'an Tak Kan Pernah Hina Walau Dihina

Abah yai Sudjak selalu membaca Al-Qur'an setiap kali habis sholat fardlu, bahkan akhir-akhir ini aku lihat semakin intens.

Ummi Mus almarhumah setiap bulan menjadwalkan diri hatam Al-qur'an, bahkan ketika ramadhan tiba bisa mengkhatamkan lebih dari satu kali.

Mbakyu Haddud, tak pernah ku melihat setiap subuh ketika aku berkunjung ke madura kecuali sedang membaca Al-qur'an. Begitupun pula mbakyu Munaw.

Yai Afif Rahimahullah Trowulan adalah seorang yang tak pernah lepas dari bacaan qur'an disela-sela kesibukannya. Beliau dawuh: wong urip iku paling sitik kudu iso ngatamno Qur'an ping satus (orang hidup itu paling sedikit harus bisa mnghatamkan Qur'an minimal 100 kali). Hmm bisakah kita menyemangati diri bisa hatam minimal 100 kali disisa umur ini? coba kuhitung , kemarin-kemarin kira-kira sudah berapa kali khatam ya? hmm sepertinya masih jauh :( .

Yai Fattah Rahimahullah Tambak beras, salah satu orang yang mempengaruhi karakter Gus Dur, selalu membawa al-Qur'an saku di kantongnya. Beliau selalu membawa dan membacanya ketika bepergian atau meski dirumah saja. Jadi bisa dipastikan beliau selalu dalam keadaan suci dari hadast karena selalu memperbarui wudhu setiap kali buang angin atau buang air. Diriwayatkan beliau berkesempatan berangkat haji berdua dengan istrinya pada hataman Qur'an yang ke 600 sekian, bagi beliau bisa berangkat haji ini sungguh anugerah karena selain mengajar beliau "hanya" berdagang  kecil-kecilan.

Dan yang aku kagumi adalah sosok ibu Hasri Ainun Habibi, seorang wanita yang juga diriwayatkan tak pernah lepas dari bacaan Qur'an ditengah kesibukannya, bahkan banyak menghafalnya. Padahal beliau adalah sosok wanita dengan mobilitas cukup tinggi, mengingat profesi beliau adalah dokter dan juga posisi beliau sebagai istri pejabat menteri dan ibu negara yang tentunya penuh dengan jadwal kegiatan.

Allahummaja'al awladanaa min ahlil ilmi, ahlil qur'an wa ahlil khoiyr amiiiin

***
Sebenarnya tulisan di atas adalah tulisan lama yang saya posting di grup keluarga pada tanggal  28 Desember 2011. Sengaja saya posting ulang di blog ini, dengan sedikit perbaikan terutama mengenai penulisan yang sesuai Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, dengan tujuan untuk menyemangati diri supaya selalu istiqomah membaca Al-Qur'an setiap hari. Syukur-syukur bila membaca dengan tafsirnya. Namun bila tidak, ya membaca saja sudah begitu banyak keutamaan yang diperoleh. 

Contoh sosok yang saya sebut diatas hanyalah sebagian kecil saja di dunia ini, saya yakin tentu banyak sosok lain disekitar panjenengan yang sangat mencintai Al-Qur'an serta memuliakannya dengan cara membaca, memahami dan berusaha mengamalkannya. Bisa jadi itu ortu, istri/suami, anak, kakak, adik, sahabat, guru dan seterusnya.

Terkait penistaan Al-Qur'an oleh seorang petinggi di Jakarta baru-baru ini, sebagai muslim saya jelas tersinggung. Namun dengan segala kelemahan dan pemahaman dangkal saya, saya mengedepankan prasangka baik bahwa beliau yang menistakan tersebut adalah nonmuslim yang tentu saja tidak mengerti betapa sucinya kitab suci umat islam. Kalau kita lihat sejarah, bukankah dulu Baginda Nabi SAW juga diejek bahkan dilempari batu oleh penduduk Thaif ketika beliau berdakwah disana? namun Baginda Nabi SAW alih-alih marah malah memohonkan ampun kepada Allah atas penduduk Thaif karena ketidaktahuan mereka dan mendoakan supaya hidayah segera sampai kepada penduduk Thaif. Thaif adalah kota yang dekat dengan Makkah.

Terakhir, saya ingin mengutip frasa KH. Mustofa Bisri, beliau dawuh bahwa Islam dan Al-Qur'an tak akan pernah hina walau dinistakan, dihina dan dicacimaki. Ya mungkin bisa jadi umat islam sendiri yang "hina" bila sampai terpancing kemarahannya dan terlontar kata-kata dan tindakan yang tak pantas. Naudzubillah.

Wallahua'lam

Malang, 19 Oktober 2016

#onedayonepost





Comments

Post a Comment