Hikayat 10 November (puisi)

Hari ini 10 November 2016

Tahukah kau nak,
Tentang hikayat 10 November 1945,
Mari sini ibu tuturkan,
Sebuah kisah yang ibu dengar dari ayah ibu, kakekmu,
Dan kakekmu mendapatkannya dari ayahnya, kakek buyutmu.

Tahukah kau nak,
Dengan dada bergetar kakekmu bercerita bahwa ayahnya, pahlawannya, yaitu kakek buyutmu adalah salah satu pemuda pejuang yang ikut dalam medan jihad 10 November 1945 di Surabaya.

Seorang pemuda yang tak takut mati,
Demi membela harga diri,
Menegakkan kebenaran,
Menumpas kezaliman,
Mengusir penindasan,
Supaya enyah dari seluruh negeri.

Beserta ribuan pemuda pejuang lainnya yang mempunyai semangat yang sama demi tegaknya kedaulatan ibu pertiwi,
Kakek buyutmu menenteng apapun yang bisa dipakainya sebagai senjata,
Kayu, bambu runcing juga batu,
Maju tak gentar melawan penjajah.

Tahukah kau nak,
Di antara pekikan Allahu Akbar yang membahana,
Terserta pula suara kakek buyutmu,
Dia pekikkan Allahu Akbar dengan lantang,
Pantang pulang sebelum musuh menghilang.

Dengarkanlah nak,
Gaung pekikan itu bahkan masih terdengar hingga kini.

Tidakkah kau rasakan sayang,
Allahu Akbar Allahu Akbar Aĺlahu Akbar,
Seakan mengobarkan semangat juang segenap bangsa ini.

Maka berjuanglah nak,
Sungguh di dalam tubuhmu mengalir darah pejuang karena leluhur bangsa ini adalah pejuang,
Berjuanglah selalu untuk kebaikan,
Pertama demi kebaikanmu sendiri dulu, lalu keluargamu, lalu agama dan bangsamu.


Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.


Malang, 10 November 2016

Bunda Farhanah

#onedayonepost
#puisi


note: puisi ini terinspirasi dari kisah keluarga veteran perang kemerdekaan











Comments

Post a Comment