Cerbung: Melati Di Taman Hati (1)

" Terimakasih sudah berbelanja di toko kami, sampai jumpa lagi", Kata Tia dengan muka ramah sambil menyerahkan struk beserta uang kembalian pada pembeli terakhir malam ini.


Tia melirik arlojinya, jam 20.00, sejurus dilepaskan pandangannya sekilas keluar. Hmm jalanan udah mulai sepi, batin Tia. Tia bergegas merapikan pembukuan minggu ini yang telah diketiknya sejak sore tadi di komputer untuk dilaporkan pada bosnya. Salah satu tugas Tia di toko ini ketika akhir pekan adalah membuat pembukuan sederhana mengenai aliran uang selama sepekan dan  hari ini adalah hari minggu, waktunya melaporkan keuangan selama seminggu.


"Yeeaa selesai juga laporan ini" Tia meng-klik tombol save lalu mematikan komputer.
Setelah memastikan semua rak etalase tertutup dan ruangan toko bersih, Tia menutup toko.


Tia melangkah ke rumah bosnya yang berada selangkah saja dari toko roti tempatnya bekerja.


"Assalamualaikum, Bu" Tia mengetuk pintu ruang tamu bosnya yang setengah terbuka.


"Waalaikumsalam, oiya Tia masuuk aja, duduk dulu ya" jawab bu Nana, bos nya dari balik pintu. Tia memilih duduk di teras, semerbak harum melati segera menyambutmya. Bu Nana memang rajin merawat taman kecil di depan rumahnya, berbagai tanaman ditanamnya dengan sabar. Ada anggrek, flamboyan, mawar, lidah buaya, sufelir, puring dan beberapa tanaman hias yang Tia tidak tahu namanya. Di pojok taman ada pohon blimbing yang meski belum terlalu tinggi namun sudah mulai berbuah.


"Maaf ya Tia, jadi bikin kamu nunggu"  tanpa disadari Tia, bu Nana sudah berdiri di sebelahnya. "oh ga apa-apa bu, ini uang toko hari ini"


Bu Nana menerima uang yang disodorkan Tia dan menghitungnya sebentar. "Oke jumlahnya benar, barusan sudah ibu cek" Komputer di toko dan di rumah bu Nana memang tersambung dalam satu jaringan. Lalu bu Nana masuk sebentar dan keluar lagi, "Ini gajimu minggu ini" katanya sambil memberikan sejumlah uang.


"terimakasih bu, saya pamit dulu"


***


Tia menyeret kakinya dengan cepat dari rumah kosnya menuju kampus. Jilbabnya melambai tertiup angin. Tadi dia bangun kesiangan, semalam sepulang dari toko, dia lembur mengerjakan tugas dari Pak Hadi, dosen akuntansinya. Bunyi alarm yang menyalak sejak subuh tak mampu membangunkannya.


Biasanya di sela-sela kesibukannya menjaga toko, Tia bisa mencicil mengerjakan tugas kuliahnya. Tapi sore sampai malam kemarin, toko lumayan ramai, jadi tugas dari pak Hadi sama sekali tak tersentuh.


Tia tiba di ruang kuliahnya, pintu telah tertutup. Tia melirik arlojinya, jam 07.10. Terlambat 10 menit. Semoga kali ini Pak Hadi yang terkenal disiplin ini memberinya toleransi lagi. Sudah  berkali-kali Tia terlambat datang di kelas pak Hadi.


"I hate monday" rutuk Tia dalam hati. Mana tugas kali ini adalah tugas penting sebagai salah satu penentu kelulusan lagi, duuuuh.


Pelan-pelan Tia membuka pintu, takut-takut dia melangkah masuk.





bersambung





Comments

Post a Comment