Dua Kata Sakti Yang Sering Terlupa, Apakah Itu?



Berinteraksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah keniscayaan. Tak lain karena kita adalah manusia yan sekaligus makhluk sosial. Apa yang kita lakukan adalah pasti melibatkan manusia lain didalamnya.


Contohnya, untuk bisa minum segelas air mineral, yang untuk menghabiskan isinya, hanya butuh waktu tak kurang dari satu menit. Ada serangkaian proses yang harus dilalui agar segelas air mineral ini sampai pada tangan kita untuk kita nikmati.
Mulai dari proses pengeboran, penyulingan, penyaringan, pengepakan, sampai pada pendistribusian semuanya memerlukan tangan orang lain untuk melakukannya.


Karena pentingnya hubungan sesama manusia ini, maka menjaga keharmonisan mutlak diperlukan agar kerukunan tetap berlangsung. Bayangkan bila kita tak mampu menjaga keharmonisan dengan orang lain, butuh ini itu tak ada yang membantu. Apa bisa kita melakukan semuanya sendiri? Mau makan nasi, apa iya kita harus menanam padi sendiri? Ingin makan ikan laut apa iya kita bisa melaut sendiri?


Sebenarnya menjaga keharmonisan itu bisa dilakukan dengan sederhana saja. Contohnya selalu mengucapkan dua kata sakti yaitu terima kasih dengan tulus kepada setiap orang yang telah membantu kita.


Saya menemukan sebuah kisah, yang menunjukkan betapa dahsyatnya ucapan terima kasih. Saya tuliskan kembali dibawah ini:



Suatu saat sebuah keluarga ingin mengundang seorang suci untuk makan malam dirumah mereka. Sang istri sehari penuh sibuk menyiapkan makanan dan minuman yang enak-enak.


Ketika akan makan sang suami meminta sang suci untuk membacakan doa. Sang suci pun berdoa, "Terima kasih Tuhan Engkau telah menyediakan makanan dan minuman yang lezat-lezat ini...."


Setelah sang suci pulang, si istri ngambek dan menggugat suaminya:


"Tidakkah tadi kau laporkan kepada sang suci bahwa akulah yang sehari penuh menyiapkan hidangan ini?"


Nah kan, kira-kira begitulah...


Segala rejeki kenikmatan kemudahan kelegaan dan nikmat lain yang kita peroleh adalah anugerah dari Allah SWT.  Namun Allah SWT mengirimkannya kepada kita tidak langsung menjatuhkannya makbreg dari langit, melainkan dengan berbagai media diantaranya adalah melalui perantaraan orang lain. Oleh karena itu, selain bersyukur kepada Allah SWT, kita juga harus berterimakasih kepada sesiapun  yang telah menjadi perantara sampainya rejeki ke tangan kita terlebih-lebih pada orang tua.

Ucapan terimakasih yang tulus, yang pengucapannya tak makan waktu semenit,  akan mendatangkan keharmonisan dalam pergaulan. Syukur-syukur bila kita bisa menyertai dengan doa dan membalasnya.


Setuju tidak?





Malang, 6 Januari 2017

Bunda Farhanah

Comments

Post a Comment