Pengagum Dalam Diam
Hana melihat punggung Bagas dari jauh. Ah, hatinya berdesir. Ternyata perasaan suka pada Bagas yang sempat dilupakannya, masih ada meski bertahun-tahun tidak bertemu sejak kakak kelasnya itu lulus SMP. Sebuah episode cinta monyet.
Sambil menyusun kertas laporan, Hana kembali mencuri pandang ke Bagas. Pemuda itu sibuk dengan laptopnya. Hana mendesis pelan, "Akankah aku menjadi secret admirer Kak Bagas untuk kedua kalinya?"
Siapa yang tahu jalan hidup seseorang. Takdir membawa Hana bertemu dengan cinta pertamanya, di kantor kini tempatnya bekerja. Wanita itu ingat, ketika SMP dulu, Bagas adalah anak baru pindahan dari luar kota. Sosok Bagas yang ganteng, tinggi, aktif di pramuka dan basket langsung menjadi primadona cewek-cewek seantero sekolah. Termasuk Hana dan sahabatnya, Sari. Namun waktu itu Hana memilih menjadi pengagum rahasia saja. Memandangi Bagas dari jauh, mencuri pandang atau melihat sepedanya saja sudah cukup membuatnya deg-degan. Berbeda dengan Sari yang lebih ekspresif, Hana tak pernah mampu menunjukkan perasaannya, dia terlalu pemalu dan introvert. Cintanya tumbuh dalam diam.
"Hayooo, lagi ngelamunin aku ya?!" Hana kaget mendapati Bagas telah duduk di depannya. Pemuda itu tersenyum seakan menggodanya.
"Ih, Siapa juga lagi, kak Bagas aja yang geer," Hana menjawab setenang mungkin.
"Hana, ke kantin yuk," ajak Bagas.
"Apa, Kak?" Hana terkejut mendengar ajakan Bagas.
"Kita makan siang, kamu belum makan juga kan?"
"Kita berdua aja, Kak?" Deg, sedetik kemudian Hana menyadari pertanyaan bodohnya.
Selama 5 bulan bekerja satu kantor, tak pernah sekalipun Bagas mengajaknya makan berdua. Biasanya sih ramai-ramai sama teman sekantor lainnya.
"Iya kita aja, yang lain udah pada makan kayaknya. Pekerjaanmu udah selesai, belum?" Jawab Bagas.
"Belum, sih. Tinggal sedikit lagi. Tapi nggak apa-apa aku lanjutin nanti."
Ah, Hana merasakan hatinya melompat saking senangnya. Segera dia bangkit dan berjalan mengiringi Bagas menuju kantin di ujung kantor.
Apakah episode secret admirer ini akan berakhir indah? Adakah lakon ini adalah dariNya sebagai pembuka jalan menemukan cinta sucinya?
Ah, Hana tak ingin berandai terlalu jauh. Sekali-kali dia melirik pemuda di sampingnya. Hana tetap akan mempertahankan caranya selama ini dalam mencintai Bagas. Cinta dalam-dalam diam-diam, yang akan dibalutnya dalam doa dan ikhtiar memperbaiki diri. Selanjutnya biar takdir yang menentukan.
#onedayonepost
#fiksiBundaFarhanah
#genreRomance
#CloverlineFictionForBeginner
Hana melihat punggung Bagas dari jauh. Ah, hatinya berdesir. Ternyata perasaan suka pada Bagas yang sempat dilupakannya, masih ada meski bertahun-tahun tidak bertemu sejak kakak kelasnya itu lulus SMP. Sebuah episode cinta monyet.
Sambil menyusun kertas laporan, Hana kembali mencuri pandang ke Bagas. Pemuda itu sibuk dengan laptopnya. Hana mendesis pelan, "Akankah aku menjadi secret admirer Kak Bagas untuk kedua kalinya?"
Siapa yang tahu jalan hidup seseorang. Takdir membawa Hana bertemu dengan cinta pertamanya, di kantor kini tempatnya bekerja. Wanita itu ingat, ketika SMP dulu, Bagas adalah anak baru pindahan dari luar kota. Sosok Bagas yang ganteng, tinggi, aktif di pramuka dan basket langsung menjadi primadona cewek-cewek seantero sekolah. Termasuk Hana dan sahabatnya, Sari. Namun waktu itu Hana memilih menjadi pengagum rahasia saja. Memandangi Bagas dari jauh, mencuri pandang atau melihat sepedanya saja sudah cukup membuatnya deg-degan. Berbeda dengan Sari yang lebih ekspresif, Hana tak pernah mampu menunjukkan perasaannya, dia terlalu pemalu dan introvert. Cintanya tumbuh dalam diam.
"Hayooo, lagi ngelamunin aku ya?!" Hana kaget mendapati Bagas telah duduk di depannya. Pemuda itu tersenyum seakan menggodanya.
"Ih, Siapa juga lagi, kak Bagas aja yang geer," Hana menjawab setenang mungkin.
"Hana, ke kantin yuk," ajak Bagas.
"Apa, Kak?" Hana terkejut mendengar ajakan Bagas.
"Kita makan siang, kamu belum makan juga kan?"
"Kita berdua aja, Kak?" Deg, sedetik kemudian Hana menyadari pertanyaan bodohnya.
Selama 5 bulan bekerja satu kantor, tak pernah sekalipun Bagas mengajaknya makan berdua. Biasanya sih ramai-ramai sama teman sekantor lainnya.
"Iya kita aja, yang lain udah pada makan kayaknya. Pekerjaanmu udah selesai, belum?" Jawab Bagas.
"Belum, sih. Tinggal sedikit lagi. Tapi nggak apa-apa aku lanjutin nanti."
Ah, Hana merasakan hatinya melompat saking senangnya. Segera dia bangkit dan berjalan mengiringi Bagas menuju kantin di ujung kantor.
Apakah episode secret admirer ini akan berakhir indah? Adakah lakon ini adalah dariNya sebagai pembuka jalan menemukan cinta sucinya?
Ah, Hana tak ingin berandai terlalu jauh. Sekali-kali dia melirik pemuda di sampingnya. Hana tetap akan mempertahankan caranya selama ini dalam mencintai Bagas. Cinta dalam-dalam diam-diam, yang akan dibalutnya dalam doa dan ikhtiar memperbaiki diri. Selanjutnya biar takdir yang menentukan.
#onedayonepost
#fiksiBundaFarhanah
#genreRomance
#CloverlineFictionForBeginner
Paling sedih baca romance yg hanya bisa mencintai dalam diam
ReplyDeleteNelongso ya
DeleteDibuat cerbung mb asni...
ReplyDeleteMungkin suatu saat ya . Nyari bang ilham dulu haha
DeleteMencinta dalam diam itu bikin nyesek. Kalau akhirnya nggak bisa memiliki, yang ada tinggal penyesalan. Tak selamanya diam itu emas ^^
ReplyDelete*berasa pengalaman pribadi ya? Hehe