Heru Widayanto, Wayang Influencer In ODOP

      


       Nama Heru Sang Mahadewa sudah tak asing lagi di kalangan komunitas menulis One Day One Post. Saya sendiri, meski belum pernah bertemu, langsung merasa akrab dan nyambung dengan sosok satu ini.

        Cak Heru, demikian beliau biasa dipanggil, terbilang konsiten menulis cerita perwayangan di blog maupun di beranda Facebook pribadinya. Padahal sebagai karyawan sebuah perusahaan swasta di Sidoarjo tentu memiliki kesibukan yang padat. Saya yang sebelumnya kurang perhatian dan kadang-kadang tidak terlalu mengerti cerita perwayangan jadi kecanduan untuk membaca. Dan ternyata seru. Ini tak lain karena Cak Heru menuliskannya dengan apik.

        Latar belakang keluargalah yang menyebabkan Cak Heru tertambat pada wayang. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, demikian kata pepatah. Ayah dan kakek Cak Heru adalah praktisi kesenian wayang, sebuah kesenian warisan Sunan Kalijaga yang sarat nilai-nilai luhur. Tak dipungkiri, wayang adalah tontonan yang syarat tuntunan. Sunan Kalijaga menggubah fiksi dalam bentuk wayang dengan maksud memasukkan nilai-nilai Islam dan kebajikan kepada masyarakat Jawa yang waktu itu masih semarak dengan lelaku molimo, madat, main, madon, maling dan minum.


        Beberapa contoh cerita pewayangan yang ditulis Cak Heru adalah serial Kangsa Takon Bapa.
Serial Pralaya Di Langit Bubat dan beberapa serial menarik lainnya. Kepoin aja blognya dloverheruwidayanto.blogspot.co.id

       Selain cerita perwayangan, Pria bernama lengkap Heru Widayanto ini juga menulis tentang sejarah. Saya suka mengintip perjalanannya mengunjungi situs-situs sejarah yang diunggahnya di Facebook. Seperti perjalanan beliau ke Pasarean (makam) Rahadyah Ayu Ontjat Tondo Wurung beberapa waktu yang lalu. Di caption (foto) tak lupa Cak Heru memberi keterangan singkat seperti saya tulis dibawah ini:



Pasarean Rahadyah Ayu Ontjat Tondo Wurung

Merupakan makam dari putri Adipati Terung, sebuah kadipaten yang loyal kepada Majapahit hingga masa keruntuhannya. Berjarak sekitar dua puluh lima ribu tombak ke arah timur dari kotaraja Antawulan.

Terung (cikal bakal Krian, Sidoarjo, Jawa Timur sekarang) adalah sebuah kadipaten yang dipimpin oleh seorang muslim bernama Rahadian Kusen (Raden Husein), yang juga senopati perang Majapahit.

Rahadian Kusen merupakan putra dari Arya Damar, adipati Palembang.

Pasukan Terung menjadi garda terakhir Majapahit ketika kota Antawulan digempur laskar Susuhunan Ngudung, panglima perang Demak Bintoro.

Heru Sang Mahadewa
Member of One Day One Post

Foto: koleksi Heru Sang Mahadewa
Lokasi: Desa Terung Wetan, Kec. Krian, Sidoarjo, Jawa Timur


        Lumayan banget menambah wawasan sejarah bangsa. 

        Di Komunitas ODOP, Cak Heru bergabung dalam kelas fiksi dan kini sedang menulis buku solo yang temanya tak jauh dari perwayangan. Jadi nggak sabar baca bukunya. 
  
        Keep Writing, Cak, menulis dan berbagi.
      

Comments

  1. Ini juga sosok yang menginspirasiku. Suka geleng2 sama tulisannya.

    ReplyDelete
  2. Wah ... jadi tersanjung saya.
    Matur suwun, Mbake.
    Mugi sarwa hayu.

    ReplyDelete

Post a Comment