Tahlil/Selamatan Kematian/Haul Sebagai Salah Satu Pengejewantahan Bakti Kepada Orangtua Yang Sudah Tiada

Berbakti pada orang tua kok pakai cara tahlilan? Bila anda berkenan, harap baca sampai tuntas. 

Selayang Pandang

Meski masih menjadi perdebatan, saya pribadi setuju dengan amaliah selamatan kematian yang lebih familiar dengan sebutan tahlilan. Amaliah ini banyak dilaksanakan oleh umat Islam di Asia Tenggara utamanya Indonesia dan Malaysia. Saya juga tidak ingin menambah panjang perdebatan ini, yang mau selamatan monggo yang tidak ya monggo.  

Jika ditelusuri sejarah darimana tradisi tahlilan ini berasal, riwayat terpercaya menyebutkan bahwa tahlilan adalah peninggalan tradisi hindu. Jadi di Nusantara yang waktu itu masih mayoritas hindu, ketika ada yang meninggal maka mereka akan melekan atau begadang. Tujuannya, untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. Namun sayang acara melekan ini diisi dengan ngobrol ngalor ngidul bahkan mabuk-mabukan.

Ketika Islam datang, tradisi ini tidak serta merta dihilangkan. Tidak juga langsung diberantas atas nama agama. Pelan-pelan, Walisongo mengisi acara melekan itu dengan doa-doa dan dzikir yang diambil dari Al-Quran dan Hadist. Lalu  dinamakanlah dengan Tahlilan

Proses bergabungnya ritual hindu yang diisi doa-doa secara Islam, biasa disebut dengan akulturasi. Menurut saya pribadi, selama tidak bertentangan dengan syariat, proses penggabungan dua kebudayaan ini (akulturasi) sah-sah saja. Bahkan bisa memperkaya dan memperkuat khazanah keislaman. Islam adalah agama yang ditasbihkan sebagai Rahmatan lil 'alamin. Karena sifat Rahmatan lil Alamin inilah yang menjadikan Islam itu luwes dan bisa cocok serta mudah masuk ke dalam segala kebudayaan yang ada di seluruh alam raya ini, tetap dengan syarat tidak bertentangan dengan syariat.

Unsur-unsur kearifan lokal yang masuk dalam khazanah keislaman itu, kelak akan menjadi kerinduan tersendiri. Contoh sederhana misalnya, suasana khas ramadhan dan hari raya. Tiap-tiap negara akan punya ciri khas ramadhannya sendiri yang ketika kita sedang jauh dari kampung halaman akan merinduinya.

Tahlilan Sebagai Salah Satu Cara Birrul Walidayn

Selama ini, mungkin sebagian kita hanya memaknai bahwa tahlilan adalah sebuah tradisi. Bahkan ada yang mendengungkan sebagai bid'ah, karena amaliah seperti ini tidak ada pada zaman Nabi. Tapi ada sisi unik dari tradisi ini, jika kita mampu melihatnya dari sisi adanya kesempatan untuk birrul walidayn. 

Mau birrul walidayn kok pakai cara bid'ah? Tunggu dulu, bila anda mau, bacalah tulisan ini sampai tuntas.

Ketika ibu saya meninggal pada 2018, lalu kemudian disusul Ayah setahun kemudian, saya dan kakak juga melaksanakan amaliah ini. Baik itu tahlil hari ke 1 - 7, juga sampai haul. Begitu juga dengan keluarga suami, setiap tahun selalu mengadakan haul untuk Ayah Ibu mertua. Nah, berdasar pengalaman tersebut dalam tulisan ini, saya ingin menyampaikan apa alasan sehingga tahlilan/haul bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk berbakti pada orang tua yang sudah meninggal. 

Dalam acara tahlilan, setidaknya ada tiga amal soleh yang dapat kita lakukan sekaligus. 

1. Doa Anak Kepada Orang Tua


Mari kita tinjau kembali hadis sahih yang sudah sangat populer ini.

"Jika seorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan serta anak-anak saleh yang selalu mendoakan kedua orangtuanya."

Apakah doa-doa yang dipanjatkan dalam acara tahlil akan sampai? Yakin sampai, karena ada doa anak saleh, doa orang-orang muslim yang mendoakan saudaranya sesama muslim dan doa-doa orang-orang mukmin untuk saudaranya seiman.

2. Menyambung silaturahmi dengan saudara atau kerabat almarhum.
Biasanya pada acara tahlil atau haul, maka anak sebagai shohibul hajat akan mengundang saudara, tetangga atau kerabat orangtuanya. Maka ini jelas salah satu cara dalam berbakti pada orangtua yang sudah meninggal.

Tinjau hadis berikut yuk, hadis sahih ini juga sudah sangat populer

"Ada seorang bertanya pada Nabi; Ya Rasul apakah bisa saya berbakti pada orang tua yang sudah tiada?
Rasul menjawab: ya bisa, dengan jalan mendoakannya, memohonkan ampunan untuk segala dosa keduanya, menyambung silaturahmi dengan saudara teman kerabat keduanya serta menghormati teman-temannya."

Memang menyambung silaturahmi dengan kerabat orang tua lebih baik atau afdhol jika kita bisa sowan satu persatu ke rumah mereka. Bila sempat, maka sudah seharusnya kita melaksanakannya. 

Namun dengan kesibukan sehari-hari, maka hal itu mungkin akan butuh waktu dan biaya khusus. Maka acara selamatan atau haul dengan mengundang mereka, menjadi salah satu cara efektif dalam usaha menyambung silaturahmi dengan kerabat orang tua.


3. Sedekah

Islam apa yang baik? Adalah yang mengucapkan salam dan memberi makan pada orang yang dikenal atau tak dikenal.

Banyak bertaburan hadis tentang keutamaan sedekah. Dan diantara "keajaiban"nya, sedekah adalah pengantar tercepat menaikkan doa pinta harap kita ke "Langit".  Ingatkah anda tentang tiga orang yang terjebak dalam gua dan tidak bisa keluar? Kisah ini ada dalam hadis.

Jadi dikisahkan tiga orang itu tidak bisa keluar karena pintu gua tertutup batu yang besar. Meski sudah berusaha sedemikian rupa untuk menyingkirkannya, tetap saja batu itu tak bergeming. Maka jalan terakhir, ketiga orang itu memutuskan berdoa dengan perantara amalan baik yang pernah mereka lakukan.

Orang pertama berdoa dengan perantara sedekah dan perbuatan baiknya pada ibu yang sudah tua. 
Tak berapa lama, batu besar tadi bergeser tapi belum bisa dilewati.

Orang kedua berdoa dengan perantara sedekah pada kerabat dekat wanita berupa piutang yang akhirnya piutang tersebut dijadikannya sebagai sedekah. Selain dijadikan sedekah, orang kedua itu juga meninggalkan maksiat. Ia yang awalnya mengatakan pada kerabat wanita hanya akan memberikan pinjaman/piutang jika ia mau bermaksiat dengannya Tapi karena takut pada Allah, pemuda ini tak melanjutkan niatnya.
Batu bergeser lagi, tapi tetap belum bisa dilewati.

Lalu orang ketiga berdoa dengan perantara perbuatan sedekahnya pada pegawainya. Jadi orang ketiga ini adalah seorang peternak. Suatu saat ada seorang pegawai yang tak mengambil gaji yang sudah menjadi haknya. Pegawai tersebut tidak jua muncul meski telah ditunggu dan dicari. Akhirnya gaji yang tertinggal itu oleh si peternak dibelikan dua ekor kambing untuk dikembangbiakkan.
Diluar sangkaan, ternyata dua ekor kambing itu beranakpinak hingga mencapai puluhan. 

Suatu saat, pegawai yang dulu menghilang, muncul kembali. Pegawai tersebut meminta hak yang belum sempat diambil. Dengan penuh keikhlasan, orang ketiga itu memberikan semuanya.

Akhirnya hancurlah batu penutup gua sehingga mereka bisa selamat.


Kisah di atas adalah salah satu contoh saja bahwa sedekah adalah perantara terkabulnya doa.

Nah, dalam acara tahlilan atau acara haul biasanya kita akan bersedekah berupa hidangan dan atau bingkisan/berkatan sesuai kemampuan. Inshaallah sedekah ini akan menjadi pelengkap dan pengantar doa kita ke langit.

***
Maka jelaslah bila dalam acara tahlilan atau haul ada tiga amalan baik yang kita lakukan sekaligus. Yaitu berdoa sebagaimana peran kita sebagai anak saleh yang selalu mendoakan kedua orangtuanya,  menyambung silaturahmi dengan kerabat orangtua dan sedekah sebagai pelengkap amalan yang mempercepat terkabulnya doa-doa.


Ada yang bilang, bukankah berdoa akan lebih khusyuk jika dilakukan sendiri dalam kesunyian?

Boleh dan sangat baik. Namun berdoa bersama yang "dikeroyok" orang banyak juga berpotensi besar cepat terkabul.
Lalu ada lagi yang bilang, kok kasihan banget sudah ketimpa kesusahan (kematian) kok masih disuruh menyediakan makanan untuk tahlilan? bukankah memberatkan?

Husnudzon saja, inshaallah bila kita yakin akan janji Allah tentang balasan berlipat bagi pelaku sedekah, baik yang dikeluarkan ketika masa lapang atau sempit, susah atau senang, tentu kita akan ringan dalam bersedekah. Apalagi bila bersedekah atas nama orangtua yang telah berkorban banyak untuk kita.

Wallahua'alam

Terimakasih sudah membaca. Semoga sehat selalu. 

Comments

Post a Comment