Refleksi Maulid Nabi 1441 H (3): Penggembala Yang Tertidur

 "Tidak ada Nabi kecuali pernah menjadi penggembala kambing." Nabi Muhammad SAW

 

Setelah Ibu dan kakeknya meninggal, Muhammad SAW berada dalam pengasuhan sang paman, Abu Tholib.

"Wahai Istriku, kemana Muhammad?" tanya Abu Tholib pada istrinya, Fathimah binti Asad.

"Sedang menggembala kambing milik penduduk Mekkah," jawab sang istri. 

Begitulah, setiap kali Abu Tholib masuk ke rumah dan mencari Muhammad SAW, dia selalu mendapat jawaban bahwa keponakannya itu pergi menggembala. 

"Betapa mulia akhlak keponakanku. Semoga ia mendapat derajat yang tinggi." Tak henti-henti Abu Tholib mendoakan Muhammad SAW. Pria itu tahu, tujuan anak saudaranya itu menggembala kambing, yang mana mendapat upah beberapa qirath, adalah untuk membantu meringankan beban hidup pamannya. Sosok Abu Tholib itu, meski memiliki kedudukan tinggi di kalangan Qurayshi, ia bukanlah orang yang berharta dan memiliki anak banyak.

Muhammad menggembala kambing bersama teman-temannya. Mereka mencari padang rumput di sekitar kota Mekkah. Sebagian besar penduduk Mekkah pada saat itu sedang gandrung pada berbagai pesta. Tak jarang temannya, menitipkan kambing-kambing  mereka untuk ikut berpesta. 

"Ikutlah bersenang-senang bersama kami, Hai Muhammad." Sekali dua kali, temannya mengajak untuk ikut berpesta. Tapi Muhammad SAW berhasil menolak. 

Suatu saat, Muhammad mendengar suara seruling dan rebana. Dalam hatinya terbetik keinginan untuk pergi ke sana seperti teman-temannya. 

"Tolong jaga kambing saya, saya akan ke Mekkah untuk bermain kemudian kembali," kata beliau pada salah seorang penggembala yang sedang bersamanya.

Muhammad berangkat menuju rumah yang menjadi sumber suara seruling, ternyata di sana ada pesta pernikahan. Ketika Muhammad melihat ke dalam rumah, beliau merasa mengantuk dan tertidur. Lalu tiba-tiba saja merasakan terik matahari yang menyengat sehingga membangunkannya dari tidur.

Ya, Muhammad telah dijaga oleh Tuhannya dari perbuatan yang sia-sia. Ia tertidur pada saat pesta berlangsung dan tidak terbangun kecuali keesokan harinya, kemudian kembali ke kambing-kambingnya. Besoknya beliau coba mengulangi tapi selalu saja terjadi hal yang sama. Dengan demikian Muhammad tak pernah melakukannya lagi. 

Terkait menggembala kambing, ternyata semua Nabi pernah menjadi penggembala kambing. Kisah Nabi Musa as dan kambingnya terekam dalam Al-Quran Surat Thoha, saya kutip di sini:


"Musa berkata, "Ini adalah tongkatku. Aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya." (QS. Thaha: 18)

Tentu ada hikmah besar, kenapa manusia-manusia yang diutus Allah pernah menjadi penggembala kambing di masa kecil dan masa remajanya. Para ulama berpendapat bahwa pekerjaan menggembala kambing atau domba membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Juga untuk melatih agar mereka terbiasa mengatur kambing yang dengan demikian akan terbiasa mengatur problematika umat. Bila sukses menggembala kambing, maka nantinya akan mudah mengatur manusia kelak saat menjadi seorang Nabi.

Wallahua'lam

HappyMaulid

Malang, 4 Robiul Awal 1441 H/21 Oktober 2020

agar mereka terbiasa mengatur kambing yang nanti dengan sendirinya akan terbiasa menangani problematika umat manusia. (Fath Al-Bari, 4:441). Kalau sukses menggembala kambing, maka nantinya akan mudah mengatur manusia kelak saat menjadi seorang nab

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/16481-faedah-sirah-nabi-nabi-suka-menggembala-kambing.html

 

agar mereka terbiasa mengatur kambing yang nanti dengan sendirinya akan terbiasa menangani problematika umat manusia. (Fath Al-Bari, 4:441). Kalau sukses menggembala kambing, maka nantinya akan mudah mengatur manusia kelak saat menjadi seorang nab

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/16481-faedah-sirah-nabi-nabi-suka-menggembala-kambing.html

Comments