Refleksi Maulid Nabi 1441 H (1): Pekikan Yahudi Hingga Ular di Gua Tsur di Malam Kelahiran Al-Musthofa


"Inilah waktunya, tak salah lagi, Penutup para Nabi telah lahir!"

Pekik orang-orang Yahudi tertahan, ketika mengetahui bintang bernama tsabit berpindah tempat dan memancarkan sinar yang sangat terang. Ini adalah isyarat yang terdapat dalam kitab Taurat tentang kelahiran Penutup para Nabi.

Ya, Muhammad SAW, lahir ke dunia pada malam hari menjelang dini hari. Saat itu, bintang gemintang dan bulan seakan merunduk memberi hormat atas kelahiran Rasulullah SAW. Rahib-rahib Yahudi berlarian keluar dari biara-biara, menatap langit. Mereka mengenal tanda kelahiran Khotamul Anbiya dari kitab Taurat dan memang menanti-nanti momen ini. Tapi karena iri dengki, tanda kelahiran Nabi mereka sembunyikan rapat-rapat. Pun dalam Injil, Allah telah mengabarkan tanda kemunculan Penutup para Nabi. Yaitu memancarnya kembali mata air yang telah lama mati. 


Sedangkan di belahan bumi lain, pada malam kelahiran itu, matilah api sesembahan kaum majusi, 14 tiang istana kisra di Persia runtuh, Semanjung tasik Sava yang disucikan tenggelam dan Gereja-gereja di sekitar Buhaira ambles ke tanah.

Sementara itu di kota Makkah, tempat sang bayi hadir di dunia, patung-patung berhala di ka'bah tiba-tiba roboh dengan posisi bersujud.

Suku Qurais khususnya Bani Hasyim bersyukur akan kelahiran bayi Aminah, istri dari saudara mereka Abdullah. Bahkan Abu Lahab, salah seorang paman Nabi, yang di kemudian hari paling getol menentang dakwah Islam, ternyata adalah orang paling bergembira dengan kelahiran bayi Muhammad. Saking gembiranya Abu Lahab dalam menyambut keponakannya itu, dia memerdekakan seorang budak bernama Tsuwaibah di hari kelahiran Nabi. Atas tindakannya ini meski status Abu Lahab adalah seorang kafir, dia mendapat keringanan siksa kubur tiap hari senin.

Bayi mungil itu lalu digendong oleh sang kakek, Abdul Muntholib, untuk dibawa ke ka'bah.  "Namanya Muhammad, Aku berharap ia akan menjadi orang yang terpuji di dunia dan akhirat," ucap sang kakek penuh pengharapan.

Semesta bersuka cita tanpa terkecuali, dari barat ke timur, dari selatan ke utara, termasuk binatang di darat maupun air menyambut kedatangan Khotamul Anbiya. Burung-burung berkicau merdu. Bahkan seekor Ular di gua Tsur telah menunggu ratusan tahun demi bertemu manusia pilihan Allah, yang akan mengemban tugas kerasulan. Ia sungguh tak sabar ingin bersua, dan akhirnya beberapa tahun kemudian Allah menakdirkannya bertemu Muhammad SAW dan Abu Bakar ketika keduanya bersembunyi dari kejaran kafir Qurais saat hendak hijrah ke Yatsrib. 

 

HappyMaulid

 

Malang, 2 Robiul awal 1441 H/19 Oktober 2020

Dari berbagai sumber.


Tulisan lainnya dari seri Maulid 1441 H

1. Al-Mustgofa Memancar Dasri Sulbi Dua Pemuda Yang Dikurbankan

2. Penggembala Yang Tertidur

3. Hilmah Bersikeras Ikut Ke Negeri Syam 

Comments